Thursday 4 September 2014

Cinta Celia

Kringggg. kringggg…
ponselku berdering untuk kedua kalinya, masih nama yang sama tertera di layar ponsel. Masih enggan aku mengangkatnya, sampai pada titik jenuh aku mendengar dering ponselku.
“hallo” sapa suara dari ponsel
“hmm ya?” jawabku enggan
“kemana aja, ditelpon dari tadi juga” gerutunya kesal
“hapenya disilent, jadi gak tau” ujarku bohong
“dimana kamu? aku jemput ya”
“haaa?”aku tersentak
“iya aku jemput” ulangnya
“aku lagi gak di rumah, lagi pula udah malem begini”
“emang kamu dimana?” tanyanya
Aku diam, tak menjawab. Kuputar bola mataku, mencari alasan.
“udah ya aku capek, mau istirahat.” jawabku menutup perbincangan melalui ponsel tadi.
Tak habis pikir, kenapa aku begitu membenci sosok lelaki satu itu, mungkin karena dia kerap kali menggores pilu di hatiku. Meskipun begitu, kami pernah bersama, dan aku pernah menyayanginya. Aku tipe cewek yang mudah jatuh cinta, kalau sudah dibuat nyaman ya pasti luluh (bukan murahan ya tapi)
Saat ini yang kurasakan adalah bimbang, bagaimana tidak aku harus memilih satu dari empat cowok yang kini tengah aku PHP-in (hihi). Mulai dari Eros, dia ini pacar nyataku selama dua bulan belakangan ini sebelum pada akhirnya aku menemukan satu sosok yang begitu mempesona di mataku. Yang kedua adalah Alan, status kami disini backstreet. Dia tau kalau aku sudah memiliki kekasih, tapi entah kenapa dia mau kujadikan selingkuhan dan ini sudah berjalan setengah bulan. Nah yang ketiga ini sosok yang selalu membuatku terbuai tiap kali kami Eye Contact. Namanya Rizky, awalnya memang aku tak mengenalnya sampai pada suatu hari temanku (temannya juga) memberitahu kalau Dia menyukaiku, dan (istilah kerennya) ngajak kenalan. kenalanlah kita, dan aku terpukau saat pertama kali mata ini menatap matanya (duh lebay). Dia adalah salah satu dari keempatnya yang berhasil membuatku terpesona, apakah harus kupilih dia? Dan yang terakhir adalah Novan, dia ini teman seperjuangan Rizky. mereka satu tongkrongan, entah kenapa dia menyukai ku sejak pertama bertemu katanya. Ketiga cowok itu (selain Rizky) sudah menyatakan cintanya padaku, aku berharapnya yang mengatakan itu bukan mereka tapi Rizky. Aku juga gak tau kenapa Rizky tidak menggungkapkan isi hatinya, padahal selama kami bersama aku selalu berusaha memberinya kode tapi hingga kini Rizky belum juga peka.
Dan cerita bermulai ketika suatu malam aku dan kedua sahabatku Vivi dan Dian memutuskan untuk berjalan jalan.
“mau kemana?” tanya Vivi, aku dan Dian hanya mengangkat bahu
“ke tongkrongan bang Iyas aja yuk!” ajak Dian, dan kita semua setuju.
Meluncurlah kami menuju tongkrongan bang Iyas.
“eh Dian, mau kemana?” sapa bang Iyas begitu kita bertiga menstandarkan sepeda motor tepat di depan rumah Rizky (itu informasi yang ku dapat dari Dian)
“mau kesini” jawab dian dan aku tertawa kecil, seketika mataku dan mata Rizky betemu. Ada rasa hangat menjalar mengikuti desir darah daam tubuhku. Tak lagi lain dan tak lagi bukan, aku jatuh cinta (lagi)
“Rizky, cieeee ini celia. Kemarin nanyain” ledek Dian, aku mengerucutkan bibirku gemas. Sedang Rizky hanya tertawa.
Entah apa yang aku rasakan kala itu, bahagia bukan main saat melihat senyum dan tawanya karena ku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya.
Sepulang kami bertiga dari rumah bang Iyas, ada satu sms masuk nomornya tak dikenal. Perlahan aku buka pesan itu
Ini celia ya? Ini Rizky, senangya bisa ketemu kamu
Aku kaget, terlonjak dan senang bukan main.
“Rizky sms gue” teriakku kegirangan
“ah serius lo?” tanya Dian seraya menganbil alih ponsel dari genggaman ku
“cieee, udah sikat bro. Kapan lagi” gantian Vivi yang bicara setelah lama dia memilih untuk diam
“ah apaan sih, terus Eros gimenong?” tanyaku dengan dahi berkerut
“udah gak papa, kan kita kang kipak (cewek modus)” seketika tawa menggelak membuyarkan fantasiku bersama Rizky
“yaudah deh” jawabku akhirnya
Ini adalah malam minggu, jadwalku hari ini padat sekali maklum aku ini kan wanita idaman setiap pria yang melihatku (ini fitnah). Pertama, Eros yang statusnya adalah pacar nyataku sejak sore tadi sudah mengajakku jalan tapi belum aku jawab mengingat Eros adalah bukan satu-satunya yang meminta ditemani jalan olehku malam ini. Terlebih lagi Alan, dia terus menelepon ku sejak sore tadi juga, dia meminta aku bersedia mengizinkannya bertamu ke rumahku. Sampai pada akhirnya Novan mengabariku kalau dia teman-temannya (termasuk Rizky) mau main ke rumahku, tanpa pikir panjang aku iyakan kemauannya. Semua ini hanya karena Rizky semata.
“malem mingguan di rumah nih?” Tanya Novan mengawali perbincangan malam ini
“kelihatannya?” jawabku sekenanya
Semalaman kami menghabiskan waktu bersama-sama. Entah itu dengan bernyanyi, atau hanya bersenda gurau. Yang terpenting sekarang adalah aku bahagia bisa melihat Rizky tertawa bersamaku meskipun melalui perantara Novan.
Hubungan aku dan Rizky pun semakin dekat, kami jadi semakin sering bersama-sama. Dan itu membuatku bahagia sekali, sejenak aku melupakan semua lelakiku hanya demi diam berdua bersama Rizky. Sampai pada suatu hari Rizky mengirimiku sebuah sms
I love you Celia
Aku kaget bukan main, ada apa dengan Rizky? Apa tak salah dia mengirimiku sebuah sms seperti itu? Beribu pertanyaan seakan meledak di kepalaku dan duaaarrr…
Tepakan di bahuku membuyarkan lamunanku, aku menoleh seketika yang ku lihat adalah Dian.
“ada apaan sih? Ngagetin aja.” Gerutuku kesal
“itu ada bang Iyas sama teman-temannya di depan”
Aku tersentak, kaget bukan main “yang bener lo?” tanyaku masih tidak percaya
“liat aja sendiri” seusai berucap, Dian pun berlalu pergi
Aku pun bergegas keluar, dan benar di depan rumahku ramai anak-anak yang selalu kunanti kedatangannya karena mereka selalu datang membawa separuh hatiku yaitu Rizky.
“tuh dia” sapa Rizal, salah satu dari mereka setelah melihatku keluar
“lama bener neng, ngapain aja?” tanya bang Iyas, aku hanya senyam-senyum dikulum
“biasa bang, mau ketemu Rizky jadi ya dandannya lama” ledek Dian, sembari menyenggol lengan Rizky
“ih apaan sih lo!” decak ku agak sebal, sial frontal banget ini anak. Bikin gue malu aja, kalau tiba-tiba Rizky risih terus ngejauh gimana? Gak ada ampun deh. Gerutuku dalam hati
Seperti biasa, kami menghabiskan semalaman bersama-sama dengan canda dan tawa. Sungguh kebahagiaan tersendiri bagiku bisa meliat tawa Rizky kala itu. Aku merasa Rizky berbeda, dia tak lagi mencuri pandang ke arahku sesering mungkin, hanya sesekali. Dia hanya tersenyum tiap kali aku kecolongan tengah memandanginya. Aku tak tau kenapa Rizky akhir-akhir ini, yang aku tau sekarang adalah dia berbeda
Hingga kini Rizky masih enggan memberi kepastian tentang hatinya padaku, kadang aku resah, aku cemas dan aku gelisah. Aku ingin dia menyatakannya padaku, kalau aku tidak tau malu sudah kukatakan aku mecintainya sejak lama. Tapi aku masih punya malu, dan ingat aku ini adalah perempuan aku tak mungkin memulainya. Setelah lama berfikir, aku ambil kesimpulan bahwa Rizky selama ini hanya memberiku harapan palsu. Aku terima itu itu sebagai karmaku karena selama ini aku juga mamberikan harapan palsu terhadapnya dan tiga lelakiku lainnya.
Sekarang aku tengah bermain-main bersama karmaku, ku akui ini memang sakit terlebih karena aku begitu mencintai Rizky. Tapi biarlah begini adanya, toh kalau memang jodoh pasti bertemu. Dan aku percaya itu.
Dan yaaa, inilah aku Celia Anggita dan hidupku dan juga para lelakiku. Cukup aku saja yang seperti ini, dan aku saja yang merasakan karmanya.
Cerpen Karangan: Chintya Wulandari
Facebook: www.facebook.com/chintya.whoellanddari
Hai namaku chintya. ini cerpen pertamaku di cerpenmu.com. gabung bersama aku ditwitter dan ask.fm yaaaa @chintyaWD

Unknown

Artikel Boleh Di Sebar Luaskan Dan Jangan Lupa Sertakan Link Sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

Tinggalkan Komentar anda di sini !

 

Copyright @ 2014 Aditya Blogz.

Designed by MR Save | Aditya Blogz